Email spam bisa mengganggu dan berbahaya Spam merupakan istilah untuk email yang tidak diinginkan.…

Penalaran Open AI MSL Mark Zuckerberg
Penulis: Ari Akbar
Editor: Ari Akbar
1. Penalaran Open AI MSL Mark Zuckerberg
Facebook telah menarik minat ilmu sosial sejak didirikan pada tahun 2004. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai penggunaan situs jejaring sosialnya (Stoycheff dkk., 2017; Zhang dan Leung, 2015), tetapi hanya sedikit penelitian empiris mengenai karya diskursif Facebook dalam komunikasi korporasi (Hoffmann dkk., 2018)(Haupt 2021). Meta telah mengambil kembali tim peneliti kecerdasan buatan (AI) dari OpenAI, dan sekarang Shenjia Zhao dipekerjakan sebagai direktur divisi AI terbaru mereka, Meta Superintelligence Labs (MSL) (Haupt 2021). Zhao akan mengelola agenda penelitian untuk MSL dengan bantuan Alexandr Wang, mantan CEO Scale AI yang baru-baru ini dipekerjakan untuk memimpin unit baru. Zhao telah berkontribusi pada banyak kemajuan penting OpenAI, termasuk ChatGPT, GPT-4, dan model penalaran AI pertama perusahaan. Mark Zuckerberg, pendiri Meta, akan menulis penalaran chat GPT.
Baca Juga: Dark AI
2. Permasalahan Open AI MSL Mark Zuckerberg
Karena Wang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, Zhao melengkapi tim di divisi baru ini. Meta menarik para peneliti dari FAIR (Laboratorium Penelitian AI Fundamental) dan unit AI generatif yang sudah ada di Meta, serta beberapa dari OpenAI, DeepMind, Safe Superintelligence, Apple, dan Anthropic untuk mengisi unit tersebut. Zuckerberg menekankan bahwa Zhao telah memelopori sejumlah kemajuan dalam unggahannya, salah satunya adalah “paradigma penskalaan baru”. CEO Meta mungkin mengacu pada kontribusi Zhao pada model penalaran OpenAI, di mana ia dan pendiri OpenAI Ilya Sutskever disebut sebagai kontributor utama.
3. Penyelesaian Open AI MSL Mark Zuckerberg
Pada akhir Juni, Meta berhasil mendapatkan beberapa pekerja OpenAI untuk bergabung dengan divisi superintelligence mereka. Mereka termasuk Xiaohua Zhai, Lucas Beyer, dan Alexander Kolesnikov, yang mengembangkan kantor OpenAI di Zurich. Pada pertengahan Juni, CEO OpenAI Sam Altman mengumumkan bahwa Zuckerberg memberikan bonus kepada karyawannya sebesar US$100 juta atau setara Rp1,6 triliun (dengan asumsi Rp16.327 per 1 USD) sebagai imbalan atas bergabung dengan perusahaan teknologi. Meta akan mengambil banyak insinyur AI dan ahli terkemuka dari pesaingnya sebagai salah satu caranya. Teknologi membantu ekonomi jasa berkembang (Huang dan Rust 2017). Robot jasa dianggap sebagai agen otonom yang tujuan utamanya adalah menyediakan jasa kepada pelanggan dengan melakukan fungsi fisik dan nonfisik serta mengubah cara perusahaan dan pelanggan berinteraksi satu sama lain (van Doorn dkk. 2017). Ini menunjukkan bahwa baik robot maupun AI yang terbuka belum memahami penalaran sepenuhnya.
4. Kesimpulan
Berdasarkan kenyataan tersebut, terkait dengan AI, Mark Zuckerberg menciptakan penalaran AI, yang tentunya merupakan tugas yang sulit. Penciptaan AI penalaran ini akan memberikan keuntungan dan tentunya akan bermanfaat bagi khalayak umum, karena kehadiran ini akan memudahkan penggunaan AI penalaran tersebut.
Daftar Referensi
Blut, Markus, Cheng Wang, Nancy V. Wünderlich, and Christian Brock. 2021. “Understanding Anthropomorphism in Service Provision: A Meta-Analysis of Physical Robots, Chatbots, and Other AI.” Journal of the Academy of Marketing Science 49(4): 632–58. doi:10.1007/s11747-020-00762-y.
Haupt, Joachim. 2021. “Facebook Futures: Mark Zuckerberg’s Discursive Construction of a Better World.” New Media and Society 23(2): 237–57. doi:10.1177/1461444820929315.
This Post Has 0 Comments